Belajar sambil ngegame... asik kan.

Entri Populer

buku elektronik fisika XII

contoh soal kompetisi kimia

Kamis, 03 Januari 2013

cerpen pelajar


Benih- Benih Pemimpin



Pada keesokan hari yang mana saatnya bagi para pelajar kembali kesekolah setelah menikmati libur panjang akhir tahun . Ternyata libur panjang berdampak tidak baik bagi pelajar, banyak pelajar yang masih malas-malasan berangkat ke sekolah. Mungkin juga karena  kurangnya jiwa cinta tanah air.
Teng..teng…
Bel masuk telas berbunyi. Beberapa siswa  yang belum masuk kelas berhamburan masuk kekelas masing-masing, kalau sudah lebih lima menit saat bel berbunyi, siswa yang baru datang kesekolah akan terkena poin sekolah.
“Tolong kipasnya dinyalain,” kata Adam dengan wajah yang bercucuran keringat.
“sudah, kamu kenapa?, pagi – pagi udah keringatan,” Tanya Alfian.
“Aku tadi lari-larian dari tempat parkir, soalnya bel masuk udah bunyi,” jawab adam, sambil menikmati sejuknya kipas.
“Tapi, sebaiknya kamu tingkatkan sikap kedisiplinan, banyak siswa sini yang rumahnya jauh, Tapi datangnya bisa tepat waktu,” dengan memasang wajah serius.
“Oke, sip..,” kata Adam.
“Tapi, ini kok banyak yang gak masuk sekolah ya?,” Tanya Adam.
“Mungkin karena libur panjang, akhirnya mereka malas-malasan untuk masuk sekolah.” Jawab Alfian
Tiba – tiba pak siswo datang “Selamat pagi Anak-Anak,” sapa guru PKN yang sudah duduk di meja guru. Semua anak berhamburan menuju meja masing-masing. Adam segera menurunkan kaki nya yang berada diatas meja.
“Pagi… Pak,” jawab anak-anak sama sekali tak serentak.

“Pak, hari ini gak usah pelajaran dulu aja pak ya, soalnya banyak juga siswa yang gak masuk,” kata Alfian, dengan kata-kata yang sopan.
“Baiklah, karena kalian tampaknya tidak semangat, saya akan cerita,” Pak Siswo memutuskan sambil tersenyum. Semua anak meletakkan wajah mereka di meja.
“Kisah ini kisah nyata yang dialami oleh anak teman saya, namanya Kak Bayu. Dia seorang sangat cerdas di sekolahnya, terutama dalam pelajaran math dan science. Setelah lulus SMA, ia dibiayai oleh pemerintah untuk sekolah di luar negeri dengan ikatan dinas. Iapun berangkat ke sebuah salah satu universitas terbaik di dunia adalah di Washington dan bersekolah di sana. Setelah beberapa tahun di sana, Kak Bayu sakit, lalu ia periksa kepada seorang dokter dan ia positif mengidap suatu penyakit leukimia dan diprediksi hidupnya tidak akan lama lagi. Lalu pada suatu hari, ia didatangi oleh tim dari Netherland dan ditawari untuk diobatkan tapi harus bersekolah di Amsterdam lalu bekerja untuk pemerintah Netherland. Kak Bayu pun menolak karena ia ingat bahwa ia bisa pergi dan sekolah di sini karena dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Lalu Kak Bayu berdo’a bahwa ia ingin sekali melajutkan sekolahnya lalu bisa pulang kembali dan membangun negaranya, Indonesia, maka jika Allah meridhai niatnya itu, ia minta disembuhkan. Kemudian datanglah seorang dokter muslim dari sebuah rumah sakit besar di USA dan menawari Kak Bayu pengobatan gratis. Kak Bayu menerima tawaran tersebut. Kak Bayu pun diobati oleh para ahli kesehatan dari rumah sakit besar tersebut dan pada akhirnya ia berhasil sembuh. Setelah sembuh, Kak Bayu mulai menempuh sekolah S3-nya. Saat hendak lulus, ia didatangi oleh FBI untuk menjadi salah satu bagian dari mereka, tapi dengan demikian ia harus meninggalkan semua hidupnya dan hidup menjadi orang lain dengan identitas dan alamat lain, ia juga harus meninggalkan keluarganya dan seluruh kehidupannya di Indonesia. Kak Bayu pun menolak dengan tawaran itu karena ia sangat ingin kembali pulang dan membangun negaranya,” cerita Pak Siswo panjang lebar. Beliau memandang murid-muridnya sambil tersenyum.

“Nah, dari sini banyak pelajaran yang dapat kita ambil,” sambung Pak Siswo. “Untuk dapat membangun negara, rasa nasionalisme adalah hal yang utama dan hal yang sangat diperlukan oleh seseorang. Tapi nasionalisme tidak dapat berdiri sendiri. Seseorang yang memiliki rasa nasionalisme kuat tapi tidak diimbangi dengan iman yang kuat pula, maka akan memunculkan paham bernama fasisme, yaitu merasa bangsanya yang paling unggul. Saya akui, pelajaran PKn sangatlah membosankan, mengantukkan, dan menyebalkan. Saya tidak menuntut kalian semua untuk cinta pelajaran yang membosankan ini, yang saya inginkan adalah kalian semua cinta terhadap Indonesia.”


“Wah… ceritanya seru ya, jadi pengen tekun belajar agar bisa bermanfaat bagi Negara,” kata Alfian, dengan ekspresi senang.
“Kita juga harus menghargai pengorbanan yang dilakukan Negara untuk kita,” kata putri
“Maksutnya apa? Put…, jadi bingung aku,” Tanya Alfian.
“Gini loh fian, kita dapat sekolah gratis juga karena Negara juga kan,”jawab putri.
“Oalah itu toh, put istirahat nanti ikut aku ke ruang guru ya, mau nyerain data siswa,” ajak Alfian.
“siap bos…hahaha,”jawab putrid sambil tersenyum.
Teng..teng..
“Anak –anak udah bel, kita akhiri pelajran ini,’ kata Pak Siwo
“Pak Siswo tunggu, ini pak tas bapak ketinggalan,” sambil lari.
“Ya ada apa?,” menoleh
“Ini pak tasnya ketinggalan,” jawab Alfian
“Makasih ya..,” dengan wajah tersenyum.
“Iya, pak sama-sama,”
Saat Alfian kembali kekelas ternyata guru yang ngajar pelajaran selanjutnya sudah datang dan Alfian pun langsung duduk, gak lama kemudian ada seorang anak cowok ternyata dia itu siswa pindahan dari sekolah SMAN 1 daerah Kalimantan timur, dengan wajah yang polos di pun memperkenalkan dirinya, setelah itu dia pun memilih tempat duduk. Ada beberapa siswa yang gak mau berteman dengan dia, karena gaya bahasanya yang terlalu formal, memiliki sifat yang pendiam dan agak udik.
“Hai, kenalkan nama ku Alfian,” sambil menoleh kebelakang.
“Aku masih belum tau peraturan disekolah ini dan apa aja pelajarannya, bisa bantu aku,” kata Suwarna, sambil menggaruk kepalanya.
“Nanti aku beritahu, soalnya task u ada dibangku pojok,” jawab Alfian.
“Fian, kamu ngapain kog ngobrol ma anak baru itu, dia kan udik dan bahasanya juga terlalu formal ,” Tanya kalvin.
“Gimana se kamu itu dia kan juga saudara kita, kamu lupa ya makna dari Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda –beda tapi tetap satu yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Jadi kita tidak boleh membeda – bedakan ras atau apalah yang pokok berbeda tapi masih dalam satu Negara kita INDONESIA satu lagi menggunakan bahasa INDONESIA yang baik dan benar itu bukan formal, tapi menghargai basaha kita sendiri dengan menggunakan dalam sehari -hari,” dengan memasang wajah serius.
“O, iya ya aku lupa fi. Makasih ya udah diingatkan…,”kata kalvin, dengan ekspresi bersalah dan langsung menghampiri siswa baru itu.
“Hai sarwono. Aku minta maaf ya, udah berfikiran jelek tentang kamu,” dengan kata – kata yang lebit dan ekspresi bersalah.
“Baiklah, sekarang kita berteman ya..,” dengan wajah tersenyum.
Teng…teng…
Bel istirahat sudah berbunyi
“Ayo, put ikut aku keruang guru,” ajak Alfian
“Sini aku bantu bawa,” sambil tersenyum
saat perjalanan keruang guru, ada keramain didepan pintu BK, Alfian dan Putri pun menghampirinya dan ternyata ada beberapa siswa yang terlibat tawuran kemarin, dan pihak sekolah mengetahuinya dan langsung memanggil siswa tersebut keruang BK. Suasana sekolah pun memanas dengan hadirnya orang tua murid yang terlibat tawuran sedang memarahi anaknya, hingga gak lama kemudian pihak sekolah dapat meredamkan amarah orang tua murid tersebut. Alfian dan Putri pun jalan terus melewati ruang guru.
“Huh, ada – ada aja ya put,” kata Alfian
“Ya, itu lah siswa yang  kurang cinta terhadap tanah air, jadi dapat merusak moral dan sifat seorang pelajar,”
“Ya, juga se. kayaknya suasananya tidak memungkinkan untuk keruang guru deh. Mumpung ini di musolla, aku mau sholat dhuha dulu ya, kamu gak sholat juga,” dengan ekspresi agak tegang setelah ada keributan di depan ruang BK.
“Ya deh, aku juga mau sholat juga,” ucap putrid sambil manggut – manggut.
Teng..teng…
Bel masuk pun telah berbunyi, setelah sholat Alfian dan putrid pun langsung kembali kekelas. Setelah berada dikelas. Terdengar di spiker kelas bahwa ketua kelas kelas 10 dan 11 dipanggil, mungkin ada informasi dari sekolah. Setelah ketua kelas kembali ke kelas masing, ia pun langsung memberitahuan informasi itu ke anak-anak yang laing, bahwa sekolah kita akan mengadakan kegiatan di luar sekolah, tepat di kota malang dan tujuan utama nya di Museum Brawijaya.
“Wah seru tuh kayaknya…,” ucap Alfian.
“Seru apanya membosankan tau di museum, soalnya paling yang kita liat itu-itu aja,” sela Adam.
“Salah besar kamu, dimuseum kita dapat mngetahui pengorbanan para pahlawan yang rela mati demi kemerdekaan dan juga ada pula benda – benda bersejarah, itupun juga dapat menambah wawasan kita, maka dari itu kamu harus menanamkan rasa patriotisme dan cinta tanah air  karena akhir-akhir ini rasa cinta tanah air mulai memudar di kalangan pelajar dan kamu juga harus tau apa makna dari tumpah darah yang dilakukan para pejuang bangsa di masa perang kemerdekaan,” jawab Alfian.
“Wah kamu tu sudah kayak guru aja,” sambil menggerutu.
“Emang aku kalau besar pengen jadi guru…,” Alfian pasang mimik serius.
“Ya ya, aku tau, semoga cita-cita mu tercapai….ya,”jawab Adam
“Aminnn….,” kata Alfian.

writer:
ALFIANSYAH RAMADLAN
SMAN 4 SURABAYA

1 komentar: